Ads Top

Asteroid Kaya Logam Dekati Bumi, Ilmuwan Selidiki Potensi Penambangan


Penelitian baru dari University of Arizona melaporkan penyelidikan dua Asteroid dekat bumi atau yang disebut Near-Earth Asteroids (NEA) yang kaya logam. Keberadaannya jarang terjadi, tetapi hal itu memberikan kemungkinan menarik karena kandungan besi, nikel, dan kobal yang suatu hari mungkin dapat ditambang.

Penelitian tersebut mengungkapkan informasi tentang asal-usul dan komposisi langka yang terdapat di sana serta hubungannya dengan meteorit yang ditemukan di Bumi. Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan dalam Planetary Science Journal pada 1 Oktober 2021 dengan judul 'Physical Characterization of Metal-rich Near-Earth Asteroids 6178 (1986 DA) and 2016 ED85'.

Menurut peneliti, NEA yang kaya logam ini diperkirakan terbentuk ketika inti planet yang sedang berkembang hancur secara dahsyat di awal sejarah tata surya. Akan tetapi, hanya sedikit yang diketahui tentang asteroid-asteroid tersebut.

Sekarang, sebuah tim mahasiswa yang dipimpin bersama oleh profesor ilmu planet University of Arizona, Vishnu Reddy, mempelajari asteroid 1986 DA dan 2016 ED85 dan menemukan bahwa tanda spektral mereka sangat mirip dengan asteroid 16 Psyche, benda kaya logam terbesar di tata surya. Asteroid 16 Psyche terletak di sabuk asteroid utama antara orbit Mars dan Jupiter daripada di dekat Bumi yang merupakan target misi Psyche NASA.


Penulis utama Juan Sanchez, yang berbasis di Planetary Science Institute mengatakan kepada University of Arizona News, analisis mereka menunjukkan bahwa kedua NEA memiliki permukaan dengan 85 persen logam seperti besi dan nikel dan 15 persen bahan silikat, yang pada dasarnya adalah batu.

"Asteroid-asteroid ini mirip dengan beberapa meteorit berbatu-besi seperti mesosiderit yang ditemukan di Bumi," kata Sanchez.

Para astronom telah berspekulasi tentang terbuat dari apa permukaan Psyche selama beberapa dekade. Dengan mempelajari NEA kaya logam yang mendekati Bumi, mereka berharap dapat mengidentifikasi meteorit spesifik yang menyerupai permukaan Psyche.

Reddy, peneliti utama hibah NASA yang mendanai penelitian tersebut mengatakan, mereka memulai survei komposisi populasi NEA pada tahun 2005. Saat itu dia masih mahasiswa pascasarjana, dengan tujuan mengidentifikasi dan mengkarakterisasi NEA langka seperti asteroid kaya logam ini. "Sangat bermanfaat bahwa kami telah menemukan 'Psyches mini' ini begitu dekat dengan Bumi," kata Reddy

Sementara itu, Adam Battle, yang merupakan rekan penulis makalah ini yang juga penerima beasiswa Lunar and Planetary Laboratory mengatakan kedua NEA yang sedang dipelajari itu mirip dengan yang pernah jatuh ke Bumi. "Sebagai perbandingan, objek logam setinggi 50 meter yang mirip dengan dua asteroid yang kami pelajari menciptakan Kawah Meteor di Arizona," kata Battle.


Penelitian tersebut juga mengeksplorasi potensi penambangan di 1986 DA. Para peneliti menemukan bahwa jumlah besi, nikel, dan kobalt yang dapat ada di dua asteroid tersebut akan melebihi cadangan global logam-logam yang ada di Bumi.

Selain itu, ketika sebuah asteroid hancur secara besar-besaran, akan menghasilkan apa yang disebut keluarga asteroid, yaitu sekelompok asteroid kecil yang memiliki komposisi dan jalur orbit yang sama.

Dalam penelitian itu, pengamatan dilakukan menggunakan fasilitas teleskop infra merah milik NASA di pulau Hawaii. Para peneliti menggunakan komposisi dan orbit asteroid 1986 DA dan 2016 ED85 untuk mengidentifikasi empat kemungkinan keluarga asteroid di wilayah luar sabuk asteroid utama.

Asteroid-asteroid tersebut merupakan rumah bagi reservoir benda kecil terbesar di bagian dalam tata surya. Itu juga merupakan wilayah di mana sebagian besar asteroid logam terbesar yang diketahui termasuk 16 Psyche berada.

David Cantilo, mahasiswa di Departemen Geosains yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan, bahwa mereka percaya bahwa kedua 'mini Psyche' itu mungkin adalah fragmen dari asteroid logam besar di sabuk utama, tetapi bukan 16 Psyche itu sendiri. "Mungkin saja beberapa meteorit besi dan besi batu yang ditemukan di Bumi juga bisa berasal dari wilayah itu di tata surya juga," kata Cantilo.

No comments:

Powered by Blogger.